expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Budidaya Rumput Laut



Rumput laut merupakan sumber utama penghasil agar-agar, alginat dan karaginan yang banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik, farmasi dan industri lainnya, seperti industri kertas, tekstil, fotografi, pasta dan pengelengan ikan. Beberapa jenis rumput laut yang telah berhasil di budidayakan dan telah berkembang dengan baik di tingkat pembudidaya adalah Kappaphycus alvarezii dan euchema denticulatum yang di pelihara di perairan pantai (laut).
A. Pemilihan lokasi budidaya
 
Pertumbuhan rumput laut ditentukan oleh kondisi perairan sehingga kondisi rumput laut cenderung bervariasi dari lokasi budidaya yang berbeda. Karakteristik ekologi suatu lokasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha rumput laut. Parameter yang perku di perhatikan adalah sebagai berikut:

1. Arus

Rumput laut merupakan tanaman yang memperoleh makanan (unsur hara) melalui aliran air yang melewatinya. Kecepatan arus yang baik untuk budidaya adalah 20-40 cm/detik.

2. Dasar Perairan
Dasar perairan berupa pecahan karang dan pasir karang merupakan kondisi dasar perairan yang sesuai dengan budidaya rumput laut.
3. Kedalaman 

Kedalaman perairan sangat tergantung dengan metode budidaya yang akan di pilih. Pemilihan kedalaman perairan yang tepat dilakukan untuk manghindari kekeringan dan mengoptimalkan pencapaian sinar matahari ke rumput laut.
4. Kadar Garam

Kadar garam yang sesuai untuk pertumbuhan rumput laut berkisar antara 28-35 g/Kg

5. Kecerahan

Lokasi budidaya rumput laut sebaiknya pada perairan yang jernih dengan tingkat kecerahan yang tinggi.

6. Ketersediaan bibit

Bibit rumput laut yang berkualitas sebaiknya tersedia di sekitar lokasi budidaya yang di pilih, baik yang bersumber dari alam maupun dari budidaya sendiri.

7. Orgaisme Pengganggu

Lokasi budidaya diusahakan pada lokasi yang tidak banyak terdapat organisme pengganggu, seperti ikan baronang, bintang laut, bulu babi, dan penyu.

B. Metode Budidaya
Metode Lepas Dasar

Metode ini dilakukan di atas dasar perairan yang berpasir atau pasir berlumpur dan terlindung dari hempasan gelombang yang besar. Hal ini penting untuk memudahkan  pamasagan patok . biasanya lokasi dikelilingi oleh karang pemecah gelombang. Selain itu, sebaiknya memiliki kedalaman air sekitar 50cm pd surut terendah dan 3m pada saat pasang tertinggi.

Metode Rakit Apung

Merupakan budidaya rumput laut dengan cara mengikat rumput laut pada tali ris. Yang di ikat pada rakit apung yang terbuat dari bambu. Satu unit rakit apung berukuran 2,5 m – 5 m. Tanaman harus selalu berada sekitar 30-50 cm dibawah permukaan air laut.

Metode Rawai

Metode ini dikenal dengan metode long line yang menggunakan tali panjang yang di bentangkan. Metode ini merupakan salah satu metode permukaan yang paling banyak di minati pembudidaya. Alat dan bahan yang digunakan dalam metode ini lebih tahan lama, relatif murah, dan mudah diperoleh.

Metode Jalur

Metode ini merupakan kombinasi antara metode rakit dengan rawai. Kerangka metode ini ternuat dari rakit (bambu) yang tersusun sejajar. Kedua ujung setiap bambu dihubungkan dengan tali utama berdiameter 6m sehingga membentuk persegi panjang dengan ukuran 5m – 7m per petak dengan satu unit terdiri dari 7-10 petak. Pada kedua ujung setiap unit di beri jangkar penanaman dimulai dengan mengikat bibit rumput laut ke tali jalur. Tali tersebut telah di lengkapi dengan tali polietilen berdiameter 0,2c sebagai pengikat bibit. Adapun jaraknya sekotar 25cm.
C. Pengolahan budidaya
1. Penyediaan bibit
Penyediaan bibit rumput laut diambil dari alam, budidaya, dan pembenihan. Budidaya rumput laut dapat mengambbil benih dari alam bila lokasi budidaya tersebut memiliki potensi bibit alam.

2. Penanganan bibit selama pengangkutan
Pengangkutan bibit selama pengangkutan dari tempat asal ke lokasi budidaya dilakukan sebagai berikut :
  • Bibit harus dijaga agar tetap lembab
  • Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan, embun, minyak, dan kotoran lainnya karena akan merusak bibit.
  • Bibit tidak boleh terkena sinar matahari
  • Bibit diletakkan pada daerah yang jauh dari sumber panas, seperti mesin mobil atau perahu.

3. Penanaman bibit
Bibit yang akan ditanam dipilih yang berkualitas. Kepadatan penanaman bibit rumput laut tergantung dari jenis dan metode budidaya yang akan digunakan. Untuk budidaya Euchema sp. Bobot bibit yang digunakan sekitar 50-100 gr per ikatan dengan jarak tidak kurang dari 25 cm.

4. Perawatan tanaman
Agar budidaya dapat dilakukan dengan baik dan berhasil maka harus dilakukan perawatan dan pemeliharaan. Perawatan bukan hanya pada tanaman itu sendiri tetapi juga pada alat-alat dan perangkat budidaya. Oleh karena itu, pengelola rumput laut sangat diperlukan untuk memperkecil kemungkinan kerusakan tanaman. Kegiatan perawatan meliputi pembersihan lumpur, kotoran, dan biofouling yang menempel pada thallus rumput laut; penyisipan tanaman yang rusak atau lepas dari ikatan; penggantian patok, pelampung dan lain-lain.

D. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama tanaman pada budidaya rumput laut umumnya merupakan organisme laut, terutama ikan baronang dan penyu yang memangsa tanaman. Secara alami, organisme tersebut hidup dengan rumput laut sebagai makanan utamanya. Hama tersebut dapat menimbulkan kerusakan fisik pada tanaman budidaya.

Penyakit ice-ice merupakan kendala utama budidaya rumput laut. Gejala ini dikenal juga dengan nama white spot. Rumput laut yang terserang penyakit itu antara lain pertumbuhan yang lambat, terjadinya perubahan warna thallus menjadi pucat atau warna tidak cerah, dan sebagian atau seluruh thallus pada beberapa cabang mengalami keputihan serta membusuk. Penyakit tersebut terutama disebabkan oleh perubahan lingkungan, seperti arus, suhu, dan kecerahan. Kecerahan air yang sangat tinggi dan rendahnya kelarutan unsur hara nitrat dalam perairan juga merupakan penyebab munculnya penyakit tersebut.
E. Panen

Waktu panen sangat ditentukan oleh waktu tanaman dalam mencapai tingkat kandungan bahan utama maksimal. Dengan demikian panen rumput laut sebaiknya dilakukan setelah mencapai pemeliharaan selama 45 hari. Namun, panen untuk rumput laut untuk bibit dilakukan pada saat umur tanaman berkisar 25-35 hari.

Panen dilakukan pada cuaca yang cerah agar kualitas rumput laut yang dihasilkan terjamin. Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; panen selektif atau parsial dan secara keseluruhan. Panen secara selektif dilakukan dengan cara memotong tanaman secara langsung tanpa melepas ikatan dari tali ris. Keuntungan cara ini adalah penghematan tali rafia pengikat rumput laut, tetapi memerlukan waktu yang agak lama. Sementara itu panen kaseluruhan dilakukan dengan mengangkut seluruh tanaman sekaligus sehingga waktu kerja yang diperlukan lebih singkat.

Panen rumput laut secara keseluruhan pada metode lepas dasar, rakit apung, rawai, dan jalur dilakukan dengan cara berikut :
  • Rumput laut dibersihkan dari kotoran atau tanaman lain yang melekat sebelum dipanen.
  • Tali ris yang penuh dengan ikatan rumput laut dilepaskan dari bambu atau tali utama.
  • Gulungan dari tali ris yang berisi ikatan rumput laut diletakan di sampan atau wadah transportasi lainnya
(Berbagai Sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar